Menuju Dewasa dan Masa Depan
sepucuk surat untukmu
September 03, 2019
0 Comments
Saat aku akan menginjak umur belasan tahun, aku banyak berpikir apakah aku bisa melakukan apa yang dilakukan anak remaja pada umumnya, sebab aku merasa apa yang dikerjaan anak remaja itu sulit. Setelah menjadi seorang remaja, aku merasa bisa melalui itu semua meskipun ada banyak rintangan dan tantangan yang silih berganti menghadang.
Selagi aku bisa berjuang, dan terus berharap, tentunya dengan doa, aku bisa melalui itu semua. Sekarang saat aku akan memasuki masa awal dewasa, aku juga menjadi banyak berpikir, apakah yang aku lakukan selama ini sudah mencerminkan bahwa aku siap menjadi dewasa, siap untuk tidak merepotkan orang banyak, siap untuk menghadapi apapun dengan mandiri.
Sedikit rasa takut melintas di hati tiap kali aku akan memasuki perubahan-perubahan yang baru. Ternyata aku bukan lagi sosok anak kecil yang akan menikmati hari dengan pikiran yang ringan, hanya memikirkan hal simple seperti sekolah, keluarga, teman, belajar, dan bermain. Sekarang semua itu menjadi semakin kompleks.
Entahlah, apa aku yang terlalu banyak berpikir, atau memang ini masa-masa yang memerlukan berpikir setiap waktu. Terkadang aku ingin bersantai dengan menikmati teh dan melakukan apa saja yang aku sukai, namun ada rasa sesal di hati jika dalam sehari tidak ada hal bermanfaat yang aku lakukan. Impianku menjadi semakin menggebu, aku selalu merasa kurang dalam melakukan sesuatu, entah kenapa diriku selalu menuntut kepada diriku yang lain untuk melakukan semua hal lebih baik, untuk tidak bergerak lambat, untuk mencari jalan keluar, untuk tidak terjebak dalam kebiasaan lama yang buruk, malas misalnya.
Orang-orang lama yang kukenal sekarang juga bertambah usia, bertambah kegiatan. Kami semakin terhalang oleh jarak, waktu, dan kesibukan. Setiap hari seperti kompetisi, tapi memang begitulah kehidupan, mau bagaimana lagi.
Sekarang aku ingin menyampaikan pesan untuk diriku dimasa depan. Kamu harus tetap pada prinsip untuk menjadi orang yang menghargai diri sendiri dan orang lain, untuk tetap menjadi sabar dan tak henti berjuang. Untuk terus bersyukur di setiap detik yang kamu miliki, untuk tidak membandingkan proses milikmu dengan proses orang lain.
Tetaplah menjaga hubungan baik dengan orang lain, sebab kamu akan merasa begitu sepi jika berjuang sendirian, kamu akan merasa merana seharian terkurung dalam beban pikiran, kamu butuh pandangan orang lain, bukan untuk menguasai pandanganmu, namun sebagai bahan pembanding agar kamu terus belajar dan mencari tahu hal baru.
Kamu mungkin akan dihadapkan pada beberapa pilihan, tapi utamakan apa yang benar-benar kamu butuhkan, apa yang membawa efek baik untuk dirimu, bukan untuk dirimu saja tapi untuk orang lain disekitarmu. Karena menolong orang lain adalah salah satu obat untuk menjaga hatimu dari keserakahan dunia yang tiada hentinya terus-terusan menawarkan kemilau nya.
Untuk tetap menghargai batasan dirimu, jangan memaksakan sesuatu yang benar-benar tidak bisa kamu lakukan, tapi jangan juga membelenggu dirimu karena takut untuk maju kedepan, untuk mengambil sebuah kesempatan meskipun beberapa resiko mungkin akan menghampiri.
Kamu harus menggunakan waktumu sebijaksana mungkin, namun bukan berarti menggeser orang-orang yang kamu sayangi untuk kepentinganmu sendiri. Kamu harus memiliki hati yang luas, ketika sesuatu tidak menjadi milikmu, bukan berati semua usahamu sia-sia. Mungkin kamu akan menemukan hal yang lebih bermakna.
Semoga kamu bisa melalui itu semua dengan niat yang tulus, dengan kemauan yang murni, serta tidak pernah berputus asa.
Tetaplah tersenyum
Orang-orang lama yang kukenal sekarang juga bertambah usia, bertambah kegiatan. Kami semakin terhalang oleh jarak, waktu, dan kesibukan. Setiap hari seperti kompetisi, tapi memang begitulah kehidupan, mau bagaimana lagi.
Sekarang aku ingin menyampaikan pesan untuk diriku dimasa depan. Kamu harus tetap pada prinsip untuk menjadi orang yang menghargai diri sendiri dan orang lain, untuk tetap menjadi sabar dan tak henti berjuang. Untuk terus bersyukur di setiap detik yang kamu miliki, untuk tidak membandingkan proses milikmu dengan proses orang lain.
Tetaplah menjaga hubungan baik dengan orang lain, sebab kamu akan merasa begitu sepi jika berjuang sendirian, kamu akan merasa merana seharian terkurung dalam beban pikiran, kamu butuh pandangan orang lain, bukan untuk menguasai pandanganmu, namun sebagai bahan pembanding agar kamu terus belajar dan mencari tahu hal baru.
Kamu mungkin akan dihadapkan pada beberapa pilihan, tapi utamakan apa yang benar-benar kamu butuhkan, apa yang membawa efek baik untuk dirimu, bukan untuk dirimu saja tapi untuk orang lain disekitarmu. Karena menolong orang lain adalah salah satu obat untuk menjaga hatimu dari keserakahan dunia yang tiada hentinya terus-terusan menawarkan kemilau nya.
Untuk tetap menghargai batasan dirimu, jangan memaksakan sesuatu yang benar-benar tidak bisa kamu lakukan, tapi jangan juga membelenggu dirimu karena takut untuk maju kedepan, untuk mengambil sebuah kesempatan meskipun beberapa resiko mungkin akan menghampiri.
Kamu harus menggunakan waktumu sebijaksana mungkin, namun bukan berarti menggeser orang-orang yang kamu sayangi untuk kepentinganmu sendiri. Kamu harus memiliki hati yang luas, ketika sesuatu tidak menjadi milikmu, bukan berati semua usahamu sia-sia. Mungkin kamu akan menemukan hal yang lebih bermakna.
Semoga kamu bisa melalui itu semua dengan niat yang tulus, dengan kemauan yang murni, serta tidak pernah berputus asa.
Tetaplah tersenyum